TERTUNDANYA IMPIAN SANG RAJA
Oleh : Hj. Syahwiah Rahim
Dahulu kala di sebuah negeri, terdapat kerajaan yang sangat terkenal dengan raja yang bernama Raja Jaya Laksana Perkasa. Raja memerintah sangat bijaksana dan disenangi oleh seluruh rakyatnya. Permaisuri memiliki paras yang sangat elok dengan perangai yang lemah lembut dan baik hati. Mereka hidup bahagia di dalam istana yang sangat megah.
Kebahagian raja dan permaisurinya belum sempurna dan masih dirundung kesedihan karena belum memiliki pewaris yang akan melanjutkan kekuasaanya. Usaha dan ikhtiar serta doa yang terus-menerus dilakukan oleh raja dan permaisuri untuk mendapatkan keturunan sebagai penerus pada kerajaannya. Mereka tidak pernah putus asa, berusaha tidak kenal lelah dan telah menerapkan pola hidup sehat karena raja dan ratu memahami bahwa itu adalah bagian dari usahanya untuk mendapatkan keturunan. Tapi hal itupun tidak membuahkan hasil.
Setelah 15 tahun berlalu, dan tanpa pernah kenal lelah akhirnya permaisuripun dapat mengandung dan melahirkan seorang putera dan diberi nama Pangeran Ashari Jaya Laksana. Kelahiran Pangeran Ashari Jaya Laksana disambut suka cita seluruh rakyat d kerajaan dengan berpesta selama 7 hari 7 malam.
Kelahiran Pangeran Ashari Jaya Laksana membuat suasana istana menjadi lebih meriah. Tetapi karena penantian kehadiran Pangeran Ashari Jaya Laksana yang sangat lama sehingga Raja Jaya Laksana memerintahkan Pangeran Ashari Jaya Laksana dijaga dengan baik, bahkan segala keinginannya dipenuhi. Setiap saat, para pengasuh dan pengawal siap melaksanakan perintahnya. Dan akhirnya Pangeran Ashari Jaya Laksana tumbuh jadi anak yang malas dan sombong.
Seorang Pangeran akan dipersipkan menjadi penerus sang Raja, sehingga Perdana Mentri menganjurkan agar Pangeran segera dilatih ketangkasan memanah dan menombak, sesuatu yang sudah seharusnya dikuasai calon Raja. Selain itu Pangeran juga diharuskan membaca berjilid-jilid buku dan kitab. Raja pun setuju dengan usul tersebut sehingga Pangeran diperintahkan untuk belajar ketangkasan dan belajar dengan sebaik-baiknya.
"Anakku, di kerajaan ini terdapat peraturan bahwa seorang Raja harus tangguh dan perkasa dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas, Juga harus memiliki hati yang bersih dan dapat memahami keinginan rakyatnya." kata Raja.
"Baik, Ayahanda," sahut Pangeran.
Pangeran telah terbiasa malas dan dimanjakan maka untuk menyenangkan raja, Pangeran pun berjanji akan belajar. Namun, Pangeran Ashari Jaya Laksana enggan berlatih ketangkasan, enggan belajar dengan serius.
"Jangan pernah melapor ya, awas, kalau ada di anatara kalian yang melaporkan hal ini pada Raja." Ancam Pangeran ketika para pembantunya menegurnya untuk tidak bermalas-malasan.
Waktu berputar. Raja pun semakin tua. Raja baru sudah seharusnya diangkat. Pangeran Ashari Jaya Laksana yang sudah dewasa bertanya pada Raja, kapan dirinya diangkat menjadi Raja.
"Kalau kamu sudah siap anakda untuk menggantikan ayanda memimpin kerajaan ini!" jawab ayahandanya.
"Saya sudah siap, Ayahanda!"
"Baiklah. Kau akan segera melaksanakan ujian sebagai seorang calon Raja."
"Ujian? Apakah perlu ada ujian Ayahanda?" Pangeran terkejut.
"Harus ada! Supaya negeri ini tidak ditimpa bencana!"
Hari yang ditentukan untuk ujian pun tiba. Raja telah mengundang seluruh rakyatnya untuk menyaksikannya. Pangeran Ashari Jaya Laksana sangat cemas karena tidak tahu, apa yang akan diujikan padanya.
"Ujian pertama. Yang Mulia Pangeran dipersilakan untuk memanah bola yang akan dilemparkan dari menara," kata Perdana Mentri dengan suara yang keras.
Dengan gontai Pangeran segera meraih busur. la menyesal tidak pernah bersungguh-sungguh belajar memanah. Seorang putri melemparkan bola dari menara. Pangeran Ashari Jaya Laksana melepaskan anak panah. Tapi bola itu melambung tinggi, sementara anak panah jatuh ke tanah. Pangeran telah gagal.
"Ujian kedua. Kalau ini gagal akan menjadi ujian yang terakhir. Yang mulia Pangeran dipersilakan untuk menombak buah jeruk di pohon ini," kata Perdana Mentri.
Pangeran Ashari Jaya Laksana segera meraih tombak. Ketakutan dan penyesalan terlihat pada tangannya yang gemetar. Kemudian Pangeran segera melontarkan tombak itu. Tombak menancap di batang pohon. Pangeran segera berlutut lalu menangis tersedu-sedu, menyesali kegagalannya.
Betapa sedihnya Raja menyaksikan semuanya itu. Anak yang diharapkannya telah membuyarkan impiannya. Raja sadar bahwa dirinya telah salah mendidik pangeran sehingga impiannya tidak sesuai harapan. Kesedihan yang berkepanjangan membuat raja jatuh sakit. Dan sakitnya raja telah semakin membuat Pangeran Ashari Jaya Laksana sadar akan kesalahannya, sehingga berjanji akan belajar sungguh-sungguh untuk membuat impian raja menjadi kenyataan.
“Ayahanda, maafkan anakdamu, saya janji akan belajar sungguh-sungguh dan membuat impianmu terwujud.” Kata Pangeran Ashari Jaya Laksana.
Raja memandang putranya dan tersenyum. “wujudkan impian itu nak.” Kata Raja
Sejak saat itu, Pangeran Ashari Jaya Laksana sudah belajar sungguh-sungguh dan akan membuktikan kepada ayahandanya.
Setelah berlatih dan belajar dengan serius , akhirnya waktu untuk menguji kemampuan Pangeran Ashari Jaya Laksana ditentukan, dan Raja kembali mengundang seluruh rakyatnya untuk menyaksikannya kemampuan putranya. Pangeranpun dengan sangat percaya diri memperlihatkan kemampuannya dan tidak akan lagi mengecewakan ayahanda.
“Ayahanda, anakda tidak akan membuatmu kecewa lagi, anakda akan mewujudkan impianmu.” Ucap Pangeran. Karena Pangeran Ashari Jaya Laksana telah belajar maka segala bentuk ujian yang diberikan dapat dilalui dengan sempurna. Kebahagian yang terpancar dari raut wajah Raja sangat jelas dan membuatnya sehat kembali. Semuanya bahagia dan waktu untuk persiapan pelantikan Raja baru akan ditentukan.
Pesan Moral : Untuk mencapai tujuan, kita harus belajar dan bekerja sungguh-sungguh serta tidak boleh putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar